Komik-Komik Lawas Indonesia

1. SI BUTA DARI GOA HANTU – GANES TH


Si Buta dari Goa hantu adalah salah satu tokoh Komik silat Indonesia yang paling terkenal dari tahun 70-an, karya dari seorang Komikus peranakan Tionghoa bernama Ganes TH. Kisah-kisah si Buta dari Goa hantu menghiasi seluruh persewaan di Indonesia dan dibaca oleh semua pembaca komik Indonesia karena alur cerita yang menarik dan settingnya yang mengambil lokasi dihampir seluruh penjuru Nusantara.
Kisah si Buta dari Goa hantu ini telah beberapa kali di Film-kan dengan Ratno Timur yang memerankan tokoh si Buta dari Goa Hantu, lengkap dengan pakaian Hijau dan rambut panjangnya. Bahkan si Buta dari Goa hantu adalah komik silat Indonesia pertama yang dibuatkan versi layar lebarnya pada tahun 1969, dan langsung menjadi box office saat itu.

Tokoh si Buta dari Goa hantu diinspirasikan dari sebuah Film Koboi yang berbumbu silat. Barda Mandrawata adalah anak laki-laki semata wayang dari seorang pendekar silat kenamaan bernama Paksi Sakti Indra Watara. Ayahnya akhirnya harus tewas saat berduel dengan seorang pesilat tangguh yang buta bernama si Mata Malaikat. Walaupun Barda berusaha membalas dendam, ia tetap kalah melawan Mata Malaikat hingga ia akhirnya memutuskan untuk membuatkan Matanya guna menandingi ketajaman indera si Mata Malaikat.

Karena dendam itulah, Barda meninggalkan kekasihnya dan berlatih sisebuah Gua angker yang dijaga oleh Ular raksasa. Melalui pertempuran sengit, Barda akhirnya mampu mengalahkan Ular tersebut, setelah ia mendapatkan Stalagtit tajam digua tersebut. Stalagtit itulah yang menjadi senjatanya kemudian, yang ketajamannya mampu memotong besi dan tulang dengan mudah.

Setelah berhasil membalas dendam, maka si Buta menemui kekasihnya yang ternyata telah menikah dengan pesilat lain bernama Sapu Jagat. Si Buta kemudian meninggalkan kekasihnya untuk berpetualang mengelilingi Nusantara dan bertarung melawan segala ketidak adilan yang banyak terjadi disekelilingnya.
2.  

GUNDALA PUTRA PETIR – ASAL USUL GUNDALA 

Gundala putra petir adalah komik seri pertama dari petualangan Gundala, superhero Indonesia yang terkenal ditahun 70-an. Komik ini diremastered kembali oleh penerbit Bumi Langit dari karya asli Hasmi alias Harya Suryaminata ditahun 1969, dengan membersihkan distorsi hitam didalam cetakan komik lama. Untuk Cover dilukis kembali oleh artis Toni Masdiono berdasarkan dari sketsa Hasmi.

Kisah berawal saat seorang Peneliti bernama Sancaka sedang berbincang dengan kekasihnya bernama Minarti yang merasa kecewa karena sering diabaikan oleh Sancaka. Dengan serius Sancaka berusaha meyakinkan pentingnya percobaannya, serum anoda anti petir, demi kehidupan banyak orang, namun Minarti hanya mau memberikan 1 kesempatan saja, yaitu saat ulang tahunnya. Maka Sancaka berjanji untuk datang besok sore pukul setengah delapan malam guna menghadiri pesta ulang tahun Minarti.

Keesokan harinya, Sancaka kembali melanjutkan eksperimennya yang nyaris selesai. Namun saat ia berhasil dalam percobaannya, Minarti datang dan mengakhiri hubungannya dengan Sancaka karena merasa dikecewakan kembali. Peristiwa itu membuat Sancaka merasa marah dan pergi keluar rumah walaupun hujan deras sedang turun. Tiba-tiba petir menyambar tubuhnya dan Sancaka-pun pingsan.

Saat sadar, Sancaka berada diIstana Raja Petir yang selama ini mengamatinya karena hasil penelitiannya. Karena sang Raja sangat mengagumi Sancaka, maka ia meminta Sancaka untuk mau menjadi Panglima Perangnya melawan Raja Mega. Untuk itu, sang Raja, Kaisar Crons, memberi Sancaka sebuah Kalung yang didalamnya tersimpan kostum Hitam yang dibuat dari material khusus yang bekerja berdasarkan perasaan Sancaka. Dan kostum tersebut dipersenjatai dengan sepasang sarung tangan yang mampu mengeluarkan Halilintar dengan kekuatan yang bisa diatur sesuai keinginan pemakai.

Dengan bekal tersebut, Sancaka harus menghadapi Jenderal Perang kerajaan Petir disebuah arena untuk memutuskan apa ia pantas menyandang gelar Panglima. Dengan susah payah, Sancaka berhasil memenangkan pertempuran dan diangkat anak oleh Kaisar Crons serta diberi nama GUNDALA Putra Petir.

Maka dimulailah perjalanan Gundala melawan pasukan kerajaan Mega, walaupun maksud utama Gundala adalah untuk mendamaikan kedua kerajaan, namun hal itu sulit terwujud karena semua yang terjadi adalah perbuatan orang ketiga.
3.  
GUNDALA PUTRA PETIR – HASMI 

 Gundala putra petir adalah salah satu tokoh komik superhero karya Indonesia yang sempat jaya pada tahun 60-70an. Tokoh Gundala sendiri adalah karya dari komikus legendaris Hasmi yang juga menciptakan beberapa karakter komik superhero yang lain seperti pangeran Mlaar, Merpati Putih, Kalong, maza si penakluk dengan Jin kartubinya dan beberapa tokoh lain sebagainya. Komik Gundala ini sempat dicetak ulang oleh Penerbit Bumi Langit, namun karena kurangnya peminat dan kondisi buku komik yang kurang menarik membuat komik ini hanya terbit 3-4 judul.

Nama asli Gundala adalah sancaka, yang merupakan seorang Ilmuwan fisika yang meneliti tentang serum yang membuatnya menjadi tahan sengatan Petir. Melihat kerja keras dari Sancaka, sang Raja Petir bernama Kaisar Crons mengangkatnya menjadi panglima Perang dan memberinya kostum yang mempunyai kekuatan untuk memuntahkan petir dari kedua tangannya. Petir yang keluar dari kedua tangan Sancaka ini dapat dikontrol kekuatannya sehingga tidak akan membahayakan orang lain.

Selain kemampuan untuk memuntahkan Petir dan disertai sedikit kemampuan bela diri, Gundala juga diberi hadiah dari Raja Angin, kemampuan untuk bergerak dan berlari secepat angin. Dengan kemampuan ini, Gundala berpetualang sebagai pembela kebenaran di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Nantinya ia akan berjuang dengan banyak jagoan Indonesia lain seperti Godam, Aquanus, Maza, Tira dan masih banyak lagi

Dalam satu petualangannya, Gundala nantinya akan menemukan jodohnya dan menikah dengan salah satu Superhero Wanita bernama Merpati Putih atau Sedhah. Selain itu, dalam petualangan ketiga yang berjudul dokumen Candi Hantu, Gundala akan bertemu dengan seorang penjahat yang menjadi musuh bebuyutannya, Ghazul dari kata Begazhul atau Begundal.
4.  


ALIT KENCANA – DWIYANTO SETYAWAN

Alit Kencana adalah salah satu komik karya pengarang komik veteran Dwiyanto Setyawan yang telah lama malang melintang di dunia Buku dan komik indonesia. Karyanya kali ini diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun 1995. komik ini mengambil setting pada tahun 1222, disaat terjadi pertikaian antara 2 kerajaan besar yaitu Kediri dan singasari.

Alit Kencana adalah seorang bocah murid dari Ki Rekso yang mempunyai Ilmu andalan bernama Ilmu Kodok. Walaupun masih kecil, namun kemampuan beladiri Alit sudah cukup lumayan. Pada suatu hari saat mereka berlatih, tiba-tiba Ki rekso diserang oleh seseorang yang memakai topeng. Setelah bertukar beberapa jurus, barulah diketahui bahwa orang yang menyerang mereka adalah saudara seperguruan Ki rekso yang bernama Jumutirta atau Tapak layang.

Jumutirta mengajak Ki Rekso untuk menghadiri pertemuan antar pendekar di Coban Rondo. Mereka hendak berbicara mengenai pertikaian antara 2 kerajaan, yaitu Kerajaan Kediri dengan Prabu Kertajaya sebagai kepala negaranya yang bersengketa dengan Singasari dibawah pimpinan Ken Arok.

Diperjalanan, mereka sempat bertemu dengan nenek sakti yang berjulukan si pungung Bungkuk dari Ratayu bersama murid wanitanya yang bernama Drupaning. Alit sangat kagum dengan kecantikan Drupaning sehingga ikut campur saat kedua orang itu diserang oleh 2 orang wanita. Kedua penyerang tersebut mampu dikalahkan dengan mudah oleh si Bongkok, dan sedikit memberi pelajaran pada alit yang dianggapnya menggota muridnya.

Pada pertemuan pendekar, Ki Rekso menolak untuk memihak pada Singasari karena masih teringat jasa Kertajaya dimasa lalu. Namun Utusan Ken Arok yang bernama Warok Suromacan mengalahkan dan membunuh Ki Rekso serta Jumutirta karena membangkang. Sedangkan Alit sendiri terjatuh kedalam jurang saat terlempar oleh Warok.

Didalam Jurang, Alit menemukan ukiran dinding dan selembar kulit peninggalan seorang sakti yang bernama Watuprawala. Ilmu tersebut adalah ciptaan seorang empu dijaman Prabu Airlangga yang diberi nama Ilmu Garudamukha. Maka Alit mulai mempelajari ilmu tersebut untuk membalas perbuatan warok Suromacan, dan menegakkan kebenaran sesuai pesan Watuprawala.



 PETRUK DAN GARENG - Tatang Suhenra
Bagi anda yang mengalami masa remaja era 80-90 tentunya mengenal komik lokal yang satu ini, yaitu Komik Petruk Gareng karya Tatang S. saya Tertarik membuat artikel Profil Tatang S - Pengarang Komik Petruk Gareng, karena ceritanya yang ringan, lucu dan terutama harga komiknya yang murah (hehehe..). Setelah saya telusuri ternyata awal perjalanan Komik dan pengarangnya ini menarik untuk disimak.


Tatang S bernama lengkap Tatang Suhenra. Pada tahun 1970-an, kabarnya, ia pernah menjadi komikus yang bayarannya paling tinggi di . Ketika itu, ia dikenal sebagai komikus cerita-cerita silat. Karena ambisinya dalam mencipta komik sangat besar, tidak jarang ia sering ‘berbenturan’ dengan rekan-rekannya sesama komikus. Kasus yang menonjol adalah ketika ia terlibat ‘perang komik’ dengan Ganes TH. Ganes merupakan seorang komikus yang kesohor dengan karyanya, ‘Si Buta Dari Goa Hantu’. Pada suatu ketika, Ganes pindah dari sebuah penerbitan. Penerbit tersebut tak terima dan sakit hati dengan kepindahan Ganes. Tak lama kemudian Tatang direkrut oleh penerbit itu untuk menyaingi komik sohor karya Ganes. Tatang lalu membuat komik ‘Si Gagu dari Goa Hantu’ untuk menyaingi ‘Si Buta dari Gua Hantu’-nya Ganes. Lalu apa yang terjadi? Ternyata komik karya Tatang ini cuma beredar sebanyak tiga edisi sampai akhirnya dibredel. ‘Si Gagu dari Goa Hantu’-nya Tatang membuat dunia perkomikan gempar. Secara tidak langsung, Tatang telah menjadi korban pemainan penerbit, sehingga karir Tatang sebagai seorang komikus silat hancur.

Karir Tatang kembali bersinar setelah ia membuat komik dengan tokoh Punakawan (Gareng, Petruk, Semar, Bagong). Pada 27 April 2003, Tatang S meninggal dunia. Menurut sejumlah rumor yang beredar, ia meninggal karena penyakit kencing manis. Penyakit ini diderita lantaran Tatang, yang sering kerja pada malam hari, ketagihan meminum minuman bersoda. Meski kehidupannya diliputi misteri, Tatang telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk komik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar